DISKURSUS POLITIK KONFLIK AGRARIA EKS BALAI PERTANIAN KOTA BANJARMASIN
Abstract
Diskursus politik merupakan aspek esensial dalam kehidupan demokrasi suatu negara. Ia esensial sebab melalui keberadaannya, permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan peletakan dan pengelolaan kuasa dibicarakan, diperdebatkan, dan dipertarungkan. Konflik agraria yaitu sengketa Eks Balai Pertanian Kota Banjarmasin hingga saat ini tidak terselesaikan. Atas kondisi ini masyarakat yang mendiami lokasi sengketa menghadapi Upaya penggusuran, dan pemerintah Kota Banjarmasin juga mengalami stagnanisasi pemanfaatan lahan eks balai karantina pertanian. Meninjau persoalan tersebut, maka ditinjau diskursus politik yang berkembang. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Lokasi Penelitian yaitu di Kota Banjarmasin yang merupakan lokasi terjadinya konflik agraria Sumber data yang digunakan adalah data primer (masyarakat) dan data sekunder (media massa), informan penelitian ini adalah masyarakat, dan unsur pemerintah daerah setempat yang berkaitan dalam pengurusan sektor agraria. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis diskursus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam konflik agrarian yang terjadi melibatkan berbagai aktor dengan beragam kepentingan, selain itu dalam diskusi kepentingan yang ada terjadi persilangan atau tumpang tindih antara Masyarakat dan pemerintah, bahkan antar pemerintah itu sendiri. Masyarakat menghendaki tetap mendiami lahan tersebut atau pemerintah memberikan penggantian yang layak. Namun dalam hal ini pemerintah tetap pada keputusan terbaru secara legal bahwa lahan tersebut merupakan kepemilikan dari pemerintah kota Banjarmasin. Kesimpulan penelitian ini adalah konflik eks balai karantina merupakan persoalan yang kompleks karena banyak aktor dengan beragam kepentingan yang mendasari dengan pembuktian-pembuktian yang kuat dari masing-masing pihak.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.