KETAHANAN JAMUR Colletotrichum spp. PENYEBAB ANTRAKNOSA BUAH CABAI TERHADAP FUNGISIDA DI LAHAN RAWA

Mariana, Elly Liestiany, Fahmi Rizali Cholis, Muffizar Darmawan Adiyatama, Afridha Laila Adhni, Nazwan Syahbani Hasbi

Abstract


Pertanaman cabai di lahan rawa Kalimantan selatan juga terserang penyakit busuk buah antraknosa.  Pengendalian penyakit ini di lahan rawa perlu dilakukan secara bijaksana agar berwawasan lingkungan dan berkelanjutan sesuai prinsip dari pengendalian hama penyakit terpadu. Hasil survei di sentra cabai rawit di lahan rawa lebak desa Hiyung rata rata 43,8 % cabai rawit hiyung di desa hiyung terserang penyakit antraknosa. Di desa Karya Maju  lahan rawa pasang surut kejadian penyakit antraknosa 29,29%. Umumnya petani cabai mengendalikan penyakit ini dengan pestisida kimia. Dua jenis pestisida kimia yang paling banyak digunakan petani adalah Corona (bahan aktif azoksistrobin dan difenokonazol) dan antrakol dengan bahan aktif propineb 70%. Penelitian ini bertujuan menguji ketahanan Colletotrichum spp. sebagai pathogen penyebab penyakit antraknosa terhadap pestisida yang digunakan  oleh petani. Uji in vitro menggunakan metode mycelial growth assays dengan teknik makanan beracun. Uji in vivo dilakukan dengan mengaplikasikan fungisida uji setelah diinokulasi dengan Colletotrichum spp.  Hasil penelitian secara in vitro menunjukkan bahwa fungisida azoksistrobin dan difenokonazol masuk dalam katagori sangat sensitive dengan tingkat hambatan relative 91,8% sedangkan fungisida Propineb 70% sudah bersifat tahan dengan tingkat hambatan 53,12%.  Di Marabahan, isolate Colletotricum spp. yang ada masih sensitif terhadap azoksistrobin dan difenokonazol dan Propineb dengan tingkat hambatan relative berturut-turut   88,5% dan 87,54%. Secara in vivo, dua fungisida yang uji masih mempunyai pengaruh terhadap penyakit antraknosa pada cabai.  Buah cabai yang diaplikasi dengan fungisida kombinasi azoksistrobin dan difenokonazol lebih  mampu menahan serangan penyakit antraknosa dengan kejadian penyakit 72,5% dibanding dengan fungisida propineb 70% dengan kejadian penyakitnya lebih tinggi sebesar 85%. 

 


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.