APLIKASI BIOMARKER HISTOPATOLOGI HATI DAN GINJAL IKAN TIMPAKUL (Periophthalmodon schlosseri) SEBAGAI PERINGATAN DINI TOKSISITAS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DI MUARA SUNGAI BARITO
Abstract
Pencemaran logam berat pada ekosistem estuari masih menjadi masalah serius yang membahayakan biota, kualitas perairan dan kesehatan manusia. Muara Sungai Barito termasuk kawasan estuari yang padat aktivitas transportasi batubara, alih fungsi lahan mangrove ke tambak, dan terdapat industri di sepanjang tepi sungainya dengan buangan limbahnya berpotensi mencemari lingkungan sehingga diperlukan program biomonitoring dengan ikan timpakul sebagai biomarker. Paparan logam berat mengakibatkan efek toksik dengan menginduksi stres oksidatif dan produksi senyawa oksigen reaktif (ROS) sehingga menyebabkan perubahan struktur histologis pada organ. Tujuan penelitian mengevaluasi kondisi eksisting kualitas perairan muara sungai Barito secara deskriptif saat penelitian dilakukan; mengukur kandungan logam berat Pb pada air, sedimen, hati dan ginjal; mengkaji struktur histopatologi organ hati dan ginjal akibat polutan logam berat Pb. Metode penelitian deskriptif analitik, sedangkan metode penentuan lokasi dengan purposive sampling. Materi penelitian sampel air, sedimen, organ hati dan ginjal dari muara sungai dan pesisir Kuala Lupak. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus 2020. Rerata berat tubuh ikan 153,56 ± 27,55 g dan panjang total 22,64 ± 1,22 cm. Kandungan logam berat Pb pada air, sedimen, hati, ginjal diukur dengan Atomic Absorption Spectrophotometry di Balai Riset dan Standarisasi Industri Banjarbaru. Analisis histopatologi hati dan ginjal dengan metode parafin di Laboratorium Anfis FMIPA ULM Banjarbaru dan Laboratorium Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Mandiangin. Hasil penelitian menunjukkan kualitas air (suhu, pH, DO, TSS, salinitas) muara sungai Barito dan pesisir dalam kondisi baik karena masih dalam kisaran standar kualitas air kelas III sesuai PP RI. 82 tahun 2001. Kandungan logam berat Pb pada sedimen di muara sungai 22,743 mg/kg, di pesisir 21,578 mg/kg sesuai dengan baku mutu dari IADC/CEDA 1997, Swedish Environmental Protection Agency/SEPA 2000 dan Canadian Council of Ministers of the Environment 1999; kandungan logam berat Pb pada organ hati di muara sungai dan pesisir <0,01 mg/kg sesuai dengan baku mutu SNI No. 7387: 2009 tentang Batas Maksimum Cemaran Logam Dalam Bahan Pangan; pada ginjal di muara sungai dan pesisir sedikit lebih tinggi dari batas maksimum yaitu 0,311 mg/kg dan 0,300 mg/kg; sedangkan kandungan logam berat Pb pada air di muara sungai dan pesisir lebih tinggi dari baku mutu PP RI no 82 tahun 2001 yaitu 0,246 mg/L dan 0,197 mg/L. Terjadi kongesti pembuluh darah, vakuolisasi dan degenerasi melemak pada hati ikan di muara sungai serta kongesti pembuluh darah dan inti piknotik pada hati ikan di pesisir. Terjadi nekrosis tubulus distalis pada ginjal ikan di muara sungai dan dilatasi kapsula bowman pada ginjal ikan di pesisir. Ikan timpakul berpotensi sebagai biomarker dalam biomonitoring untuk mengevalusi pencemaran logam berat di lingkungan perairan rawa pesisir/estuari. Terdeteksinya logam berat Pb dan terjadinya perubahan struktur histologis pada hati dan ginjal merupakan peringatan dini terjadinya pencemaran logam berat pada muara sungai Barito.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.