ZONASI TINGGI MUKA AIR GAMBUT DI KAWASAN HUTAN LINDUNG LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN

Suyanto, Yusanto Nugroho

Abstract


Komponen utama gambut  adalah  air,  sehingga pengelolaan  airnya harus hati-hati agar gambut dapat dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi dan jasa lingkungan. Gambut yang telah mengering berperan sebagai bahan bakar organik yang mudah terbakar. Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Lindung seluas 960 ha sebagai penyimpan karbon dan air tanah, tetapi kondisi penutupan lahannya memprihatinkan, karena mengalami kebakaran secara berulang tiap tahunnya. Diduga ada kesalahan dalam sistem tata kelola airnya. Penelitian ini bertujuan untuk membuat zonasi  tinggi muka air (TMA) gambut sebagai dasar penyusunan disain tata kelola air gambut. Metode yang digunakan adalah pengamatan langsung TMA sebanyak 173 dari  190 rencana titik tersebar berdasarkan grid 250 m. Pencarian titik pengamatan di lapangan digunakan aplikasi Avenza Map, di back up dengan alat GPS. Jika di titik pengamatan tersebut tidak ada air permukaan, maka dicari kanal yang terdekat pada radius kurang dari 125 meter, tetapi jika tidak ditemukan juga air permukaan, maka dilakukan pemboran dengan bor tanah. Data koordinat dan TMA dianalisis menggunakan ArcGIS software, dimulai dengan plotting koordinat dan membangun data atribut. Klasifikasi TMA menggunakan tools: Inverse Distance Weighted interval 10 cm.  Hasil penelitian ini menunjukkan kedalaman tinggi muka air tanah di hutan lindung berkisar -0,02 m s.d. -1,3 meter dari permukaan gambut, sehingga dapat dikatakan TMA nya relatif dangkal. Hampir 95 % dari luas hutan lindung berada pada zona TMA hingga -60 cm, yang jika dirinci diatas -40 cm sekitar 64,04%, zona TMA (-40) cm – (-60) cm sekitar 31,07 %, sedangkan TMA yang ketinggiannya lebih rendah dari -60 cm, yaitu sekitar 5 %.

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.