PENGARUH PENGGUNAAN KOMBINASI SURFAKTAN NONIONIK TERHADAP STABILITAS FISIK SEDIAAN NANOEMULSI MINYAK IKAN HARUAN (Channa striata)

Abstract

Minyak ikan haruan (Channa striata) dengan konsentrasi 10% b/b terbukti dapat mempercepat proses penyembuhan luka dan jika diformulasi menjadi sediaan nanoemulsi dapat meningkatkan kelarutan serta meningkatkan absorpsinya ke dalam lapisan kulit. Uji stabilitas fisik dilakukan untuk menjamin nanoemulsi yang diformulasi menggunakan kombinasii surfaktan nonionik yaituTween 80 dan Span 80 memiliki sifat fisik yang sama saat setelah dibuat dan selama penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi surfaktan yang dapat membentuk nanoemulsi minyak ikan haruan yang stabil secara fisik. Desain penelitian menggunakan metode eksperimental. Formula nanoemulsi menggunakan 5 variasi konsentrasi surfaktan F1 (40%), F2 (50%), F3 (60%), F4 (70%) dan F5 (80%). Terhadap formula tersebut kemudian dilakukan uji stabilitas fisik dengan sentrifugasi dengan kecepatan 10.000 rpm selama 30 menit dan uji stabilitas fisik dengan metode cycling test pada suhu 4±2^oC dan 40±2^oC sebanyak 6 siklus. Evaluasi stabilitas fisik nanoemulsi meliputi uji pengendapan dan pemisahan fase, uji organoleptis, uji viskositas, uji derajat pemisahan fase, uji koalesensi, dan uji tipe emulsi. Analisis data statistik menggunakan SPSS dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nanoemulsi dengan konsentrasi surfaktan 60% dan 70% hanya mengalami pengendapan setelah disentrifugasi. Hasil cycling test menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna dari variasi konsentrasi surfaktan pada uji viskositas dan uji derajat pemisahan fase. Semua formula emulsi mengalami perubahan fisik setelah cycling test namun bersifat reversibel. Sehingga dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa konsentrasi surfaktan 40%, 50%, 60%, 70% dan 80% menghasilkan nanoemulsi minyak ikan haruan yang stabil secara fisik.