POTENSI FUNGISISDA NABATI ASAL LAHAN RAWA UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA BUAH CABAI RAWIT HIYUNG
Abstract
Cabai rawit varietas Hiyung merupakan cabai rawit lokal yang banyak ditanam di lahan rawa lebak Desa Hiyung Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan. Penyakit utama cabai adalah antraknosa dengan gejala busuk pada buah, dan menyebabkan turunnya kualitas dan kuantitas panen, bahkan sering menyebakan gagal panen. Fungisida kimia merupakan cara yang sering dipilih petani untuk pengendaliannya. Namun dampaknya dapat mencemari lingkungan dan buah cabai yang akan konsumsi. Solusi untuk itu adalah penggunaan fungisida nabati. Tujuan penelitian ini adalah menyeleksi tumbuhan yang berada di sekitar lahan rawa dan mudah didapat untuk mengandalikan penyakit antraknosa cabai. Penelitian laboratorium (in vitro) menggunakan metode mycelia growth assay antara tumbuhan uji dengan Colletotrichum sp. Uji in vivo menggunakan metode pencelupan buah cabai di dalam suspensi konidia patogen antraknosa Colletotrichum sp., kemudian dicelup dalam filtrat tumbuhan uji. Patogen antraknosa Colletotrichum sp diisolasi dari cabai rawit lokal varietas Hiyung dan ditanam di desa Hiyung. Filtrat dibuat dengan cara munumbuk tumbuhan uji yang segar, kemudian disaring. Penelitian disusun dengan Rancangan Acak Lengkap. Tahap pertama yaitu menyeleksi tumbuhan rawa Purun Tikus, Karamunting, dan Kirinyuh. Tahap selanjutnya adalah menyeleksi tumbuhan rawa Gulinggang dengan pembanding yang sudah teruji yaitu Nimba dan Rimpangan (Kunyit, Jahe, Lengkuas). Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa Karamunting dan Rimpangan mempunyai daya hambat tertinggi. Selanjutnya dilakukan uji in vivo pada dua tumbuhan tersebut, ditambah dengan tumbuhan Kelakai yang sudah diuji sebelumnya. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Karamunting, Kelakai dan Rimpangan potensial sebagai fungisida nabati dan mempunyai kemampuan yang tidak berbeda dengan fungisida kimia klorotalonil.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.